Natural Reservation

    The energy sources most used today have a variety of bad effect on our environment. The coal mining destroys land. Transporting oil across the ocean has resulted in oil spills and destroys ocean life. The burning of coal and petroleum causes air pollution. A lot of people get cough when the air is polluted. People cannot enjoy pure fresh air because their lungs are affected by tuberculosis. Nuclear fission creates dangerous radioactive wastes. Living creatures and various organisms are really in danger.

      The most widely used source of energy is petroleum. The chemicals that petroleum contains are used to make fertilizers, drugs, synthetic, fibres, plastics, and many other products. Like coal, petroleum also creates environment problems. Removing large quantities of petroleum from under the ground may cause the land to sink. Transporting petroleum may result in oil spills. Burning petroleum causes air pollution. The bad smelling from the combustion will make people become unhealthy.

      In place where great amounts of coal are incinerated, as in power plants, antipollution devices can be used. These are expensive and not completely effective. A betterway to use coal would be to convert it first to liquid or gas. Either these ways produces more heat than heat produced by burning the coal.

     Water is an important forest product. Forest soils are giant sponges. They soak up rain so that it seeps slowly into the ground. Most towns and cities depend on these forest reservoirs. Forests steams flow steadily in dry weather. When trees are cut, the soil is exposed. Then rain runs off quickly, causing erosion and flood. Erosion and flood will spoil everything.

     Reforestation and the fight against fires, insects, and diseases are important parts of forest management. With present technology, we are looking forward to find other sources of energy that can substitute the' used up coal and petroleum.

Cigarettes, Smokers, and Smoking

     Smoking is bad habit that is very hard to break. Smokers are very everywhere. Many people smoke just to socialized, but many others are too addicted to quit.

      A cigarette is like a toxin hypermarket. You can find many kinds toxin in it : acetone, carbon monoxide, tar, arsenic, ammonia, hydrogen cyanide, and toluene. The tar itself contains more than 43 substances that can caused cancer. Scientist say that when we are smoking, we put more than 4.000 kinds of toxic materials into our body.

     However, many smokers believe that cigarette with low tar is less dangerous. And so is a filtered cigarette. But the problem is one cigarette is never enough for addicted smokers.

    Another myth about smoking is that it can not only make them awake, but also raise their inspiration. This is contrary to the findings of a research in California which show that smoker's ability to think lower than that of non-smokers.

   Smoking is indeed a serious social problem in our country. The government keeps reminding that smoking is dangerous, not only for smokers themselves, but also for other people in the surrounding (passive smoker). But we warning do no seem to get any response.

Menengok Orang Sakit Bikin Sehat

     Sebuah studi dari tim peneliti Kanada, baru-baru ini, menyebutkan bahwa menengok orang sakit bisa menaikkan imun [kekebalan] dalam tubuh. Artinya, menengok orang sakit bisa membuat Anda sehat.

      Dalam penelitian itu diuji dua kelompok. Kelompok pertama diperlihatkan gambar meja, kursi dan perangkat furnitur lain. Sementara kelompok kedua diperlihatkan gambar orang sakit cacar, disentri, bersin­bersin, flu dan penyakit lainnya.

     Peneliti mengambil sampel darah partisipan sebelum dan sesudah diperlihatkan gambar-gambar tersebut. Setelah selesai, peneliti kemudian memasukkan bakteri ke dalam darah untuk menguji imunitas dalam merespon bakteri tersebut.

     Hasilnya ternyata cukup mengejutkan. Para partisipan yang diperlihatkan gambar orang sakit ternyata memiliki imunitas yang lebih baik dibanding yang diperlihatkan gambar furnitur. Kekebalan tubuhnya tampak lebih kuat dalam menghadapi bakteri tersebut.

     Peneliti dari University of British Columbia menuturkan hal ini kemungkinan besar terjadi karena orang yang melihat orang sakit melakukan adaptasi evolusi terhadap lingkungannya. Karena itu, dengan sendirinya, daya imunitasnya akan meningkat, Penelitian ini sendiri sudah dipublikasikan dalam jurnal Psychological Science.

     Markus Schaller, sebagaimana dikutip Health24, menyebut hasil penelitian ini sangat baik dalam melihat bagaimana sistem kekebalan tubuh merespons sesuatu secara agresif terkait hal-hal yang bisa membuat seseorang bisa menjadi sakit, Sistem kekebalan tubuh manusia sendiri terdiri dari sel-sel khusus, protein, organ dan jaringan. Sistem ini berfungsi melindungi tubuh sekaligus menyerang kuman atau organisme yang bisa menyebabkan penyakit setiap harinya. Jika sistem kekebalan tubuh seseorang meningkat, maka sistem ini dapat melindungi atau mencegah terjadinya penyakit dan infeksi.

     Sel-sel yang terlibat dalam sistem kekebalan tubuh ini adalah sel darah putih (leukosit) yang memiliki tugas mencari serta menghancurkan organisme atau zat penyebab suatu penyakit.

Sunnah Nabi
    Menengok orang sakit sendiri adalah sunnah Nabi. Rasulullah bersabda, "Tidaklah seorang muslim mengunjungi orang muslim lain yang sedang sakit pada pagi hari melainkan ada 70 ribu melaikat yang bershalawat kepadanya hingga sore hari. jika ia mengunjunginya pada petang hari, maka ada 70 nbu malaikat yang bershalawat kepadanya hingga pagi hari, dan ia mendapatkan buah di surga ." (HR At-Tirmidzi dan Abu Daud).

     Menjenguk orang lain yang sedang menderita sakit adalah sunnah mulia yang sudah selayaknya untuk dilaksanakan setiap muslim. Kaum kerabat, keluarga, ternan serta tetangga yang sakit memiliki hak untuk ditengok sementara bagi kita yang sehat merupakan satu kewajiban untuk mengunjunginya. Selain menyatakan empati, mengunjungi orang sakit bisa mempererat silaturahmi, mendatangkan kegembiraan bagi si sakit, serta ternyata juga dapat berefek positif bagi kesehatan orang yang menjenguk.

     Sebuah hadits Qudsi menyebut, "Sesungguhnya, Allah berfirman pada hari Kiamat, "Wahai anak adam, Aku sakit. Mengapa engkau tidak menjenguk-Ku? Berkatalah anak Adam, 'Bagaimana aku menjenguk­ Mu, padahal Engkau adalah Rabb semesta alam?’ Allah menjawab, 'Apakah engkau tidak mengerti bahwa hamba-Ku si fulan sakit dan engkau tidak menjenguknya?' Apakah engkau tidak mengerti bahwa seandainya engkau menjenguknya, niscaya akan engkau dapati Aku bersamanya," (HR. Muslim). 

JANGAN TAKUT SALAH!

   Sebuah hadits menyebutkan: setiap manusia pasti melakukan kesalahan, dan sebaik-baik orang bersalah adalah yang memperbaiki diri, Hadits lain berbunyi: manusia adalah tempatnya dosa dan lupa.

     Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia; "salah" diartikan ke dalam lima hal, yaitu tidak benar, menyimpang dari yang seharusnya, luput, cacat, dan kekeliruan. "Bersalah" artinya berbuat keliru atau melakukan kekeliruan, Pendek kata, dari seqi bahasa, "salah" mengandung makna negatif. Melakukan "salah" ,berarti melakukan hal negatif. Karenanya, orang berusaha menghindari tindakan negatif, semisal mencuri, merampok, mengambil hak orang lain, mabuk-mabukan, berzina, dan sebagainya.

    Perbuatan "salah" yang dikategorikan Negatif itu pada hakikatnya mengacu pada aturan yang positif, yaitu agama, adat, rnaupun hukum negara. Namun, pernah kita berpikir bahwa perbuatan "salah merupakan bagian dari perbuatan “benar”? kok bisa?

      Mari kita telaah pelan-pelan. "Salah” adalah bagian dari justifikasi bahwa sesuatu itu adalah "tidak benar". Sementara itu, “tidak benar" merupakan kebalikan dari "benar", Kalau kita mengatakan satu perbuatan bahwa "A" itu "tidak benar", maka pada dasarnya "A" juga memiliki potensi "benar", Misalnya, "rumah itu bersih" dan "rumah itu kotor". "Bersih" adalah sesuatu, yang positif, sementara "kotor" adalah sesuatu yang negatif.

     Berbuat salah adalah hal yang manusiawi, Manusia tidak bisa lepas dari kesalahan. Karena, ketika dia benar, maka dia akan salah, Ketika dia salah, maka dia akan benar. Itulah sebabnya, Anda tidak perlu takut bila melakukan kesalahan, Karena, di balik hal, "salah ada "benar", Begitupun sebaliknya. Di balik perilaku kita yang' 'benar" bisa jadi ada nilai "salah",

      Yang terpenting bagi kita adalah, bahwa ketika kita melakukan kesalahan, maka kita harus selalu memperbaiki diri dan kian dekat dengan Allah, Sebab, orang tua kita, Adam dan Hawa pun terdampar ke muka bumi karena sebuah kesalahan. Adam adalah manusia, pertama yang berbuat dosa dan kesalahan dalam sejarah manusia. Namun, dari kesalahannya itu, Adam dan Hawa dapat memperbaiki diri, Ia bahkan menjadi manusia mulia. Jadi, jangan takut berbuat salah, Tapi, takutlah bila kita tidak bisa berbuat benar. Wallahu a 'lam.

Sehat Pagi Sampai Malam ala Rasulullah

      Terkadang kita terjebak dengan pikiran bahwa menjaga kualitas kesehatan itu sulit dan memerlukan biaya besar. Padahal Sejatinya sangat simpel. Nabi saw mencontohkan ini dalam kehidupannya dan dapat dengan mudah kita tiru.

1. Bangun Shubuh
      Tips ini tentulah paling terkenal. Dengan bangun pagi, pikiran dan perasaan juga biasanya lebih segar dan rileks. Bangun Shubuh juga dapat mencegah stroke dan tekanan darah tinggi yang umumnya rentan terjadi pada waktu itu karena penyempitan pembuluh darah. Di luar itu sebenarnya terkait asupan awal yang diterima tubuh, yakni udara segar. Menurut para pakar udara, waktu Shubuh sangat baik karena kaya oksigen dan relatif masih bersih tak terkotori unsur lain. Udara yang baik tentu saja berguna untuk metabolisme tubuh dalam beraktivitas seharian penuh.

Pagi hari juga digunakan Nabi untuk bersiwak atau sikat gigi. Gigi dan mulut yang bersih berguna memperlancar dan memperbaiki proses konsumsi makanan agar maksimal diserap tubuh.

2. Minum Air Putih dan Madu
Nabi biasa membuka sarapan dengan air putih dan sesendok madu. Dua unsur ini sangat luar biasa manfaatnya. Madu masyhur sebagai penyembuh dan air putih kaya akan mineral yang menyukupi kebutuhah tubuh akan cairan dan sebagai pencuci hati. Madu juga terkenal sebagai unsur yang dapat membersihkan usus dan mencegah peradangan. Selanjutnya adalah mengkonsumsi kurma sebanyak 7 butir. Konon kebiasaan inilah yang menolong Nabi saw dari perilaku jahat wanita Yahudi yang coba meracuninya dalam perang Khaibar. Kurma ternyata berguna sebagai penangkal racun selain sebagai makanan pengenyang yang kaya gula dan karbohidrat.

3. Mengonsumsi Minyak Zaitun

Saat siang dan menjelang sore, Nabi juga biasa mengkonsumsi cuka, minyak zaitun dan roti. Kombinasi makanan ini ternyata dapat menguatkan tulang, mencegah kepikunan serta menghancurkan kolesterol jahat dalam tubuh. Pada musim dingin, makanan ini sangat baik menjaga kestabilan suhu tubuh.

4. Makan Sayuran di Malam Hari
Konsumsi sayuran di malam hari juga dilakukan Rasulullah saw. Beberapa riwayat mengatakan, Rasulullah saw selalu mengonsumsi sana al makki dan sanut. Menurut Prof. Dr. Musthofa, di Mesir keduanya mirip dengan sabbath dan ba'dunis.

Nama-nama ini tak lain adalah sayuran yang juga banyak kita temui di sini. Bentuk olahan sayuran tentu banyak ragamnya. Seperti Cap Cay,Sayur Lodeh, Sayur Sup dan lain sebagainya. Secara umum, sayuran memiliki kandungan zat dan fungsi yang sama yaitu menguatkan daya tahan tubuh dan melindungi dari serangan penyakit.

Rasulullah saw biasanya tidak langsung tidur setelah makan malarn, melainkan beraktivitas terlebih dulu supaya makanan yang dikonsumsi masuk lambung dengan cepat dan baik sehingga mudah dicerna. Caranya juga bisa dengan shalat. Sabdanya: "Cairkan makanan kalian dengan berzikir kepada Allah swt dan shalat, serta jangalah kalian langsung tidur setelah makan karena dapat membuat hati kalian menjadi keras,"(HR Abu Nu'aim dari Aisyah r.a).

Ibnu Qoyyim al-Jauziyah juga memberi tips agar tidak langsung tidur setelah makan. Dia menyarankan untuk berjalan minimal 40 langkah agar makanan dapat beredar terlebih dulu dalam tubuh.

Di sarnping menu wajib di atas, ada beberapa makanan yang disukai Rasulullah tetapi tidak rutin mengonsumsinya. Diantaranya, tsarid yaitu campuran antara roti dan daging dengan kuah air masak. Dia juga senang makan buah yaqthin atau labu air, yang terbukti bisa mencegah penyakit gula. Nabi juga senang makan buah anggur dan minum susu.

Rasulullah saw sering menyempatkan diri untuk berolahraga. Terkadang ia berolahraga sambil bermain dengan anak-anak dan cucu-cucunya. Pernah pula Rasulullah lomba lari dengan istri tercintanya, Aisyah r.a.

Rasulullah saw tidak menganjurkan umatnya untuk begadang. Hal itu yang melatari ia tidak menyukai berbincang-bincang dan makan sesudah waktu Isya. Biasanya ia tidur lebih awal supaya bisa bangun lebih pagi. lstirahat yang cukup dibutuhkan oleh tubuh karena tidur termasuk hak tubuh.Terbukti apa yang dilakukan Nabi ini sangat baik karena sesuai dengan irama biologis tubuh. Jadi tak ada salahnya kita coba mempraktekkan.

PERBANYAKLAH DIAM

Nasehat Maulana Sulthan
SYEKH ABDULLAH AL HARARI
-Muhaddits Abad Ini-


PERBANYAKLAH DIAM

Kita harus selalu ingat hadits
Rasulullah SAW:
أَكْثَرُ خَطَايَا ابْنِ اَدَمَ مِنْ لِسَانِهِ 

Maknanya:"Sebagian besar kesalahan manusia bersumber dari lisannya"

Maka orang yang mengetahui bahwa setiap perkataannya akan dihisab, ia akan sedikit bicara selain tentang kebaikan. Rasulullah SAW berpesan kepada Abu Dzar: "Perbanyaklah diam kecuali dalam kebaikan".

Bahaya yang ditimbulkan oleh lidah sangatlah banyak, di antaranya di dunia dan di akhirat dan di antaranya di akhirat saja. Orang yang beruntung adalah orang yang dapat mengendalikan lidahnya. Sebagian fuqaha berkata:

''jagalah lidahmu sesungguhnya ia adalah ular yang berbisa, berapa banyak orang meninggal
dunia dibunuh karena lidahnya"

Pikirkan sebelum berucap, jika tidak mengandung unsur keburukan maka ucapkanlah, Sahabat Abu Bakar sekalipun ia adalah manusia paling utama setelah nabi Muhammad, karena sangat takutnya akan bahaya lidah ia pegang lidahnya dan berkata kepada sahabat-sahabat lainnya: "Dialah (Iidah) yang banyak mendatangkan rnalapetaka";

Jiba sahabat Abu Bakar saja demikian keadaannya bagaimana dengan kita?!

Bacaan Shalawat Sebelum Shalat Shubuh didirikan

Bacaan Shalawat ini sering dibaca ketika iqamah Shalat Shubuh dilaksanakan atau dibaca ketika diantara dua khutbah Shalat Jumat. Terutama di Masjid-masjid dan Mushola-mushola di kecamatan Kubu Babussalam, Rokan Hilir, Riau.
Tidak semua tempat di Indonesia yang saya dengar yang melantunkan shalawat ini, karena bacaan ini bersifat sunnah (tidak wajib).

Baik langsung saja, ini dia bacaannya :

اَلَّلهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَزِدْ وَاَنْعِمْ وَتَفَضَّلْ وَبَارِكْ بِجَلاَلِكَ وَكَمَالِكَ عَلَى زَيْنِ عِبَادِكَ وَاَشْرَفِ عِبَادِكَ اَسْعَدِ الْعَرَبِ وَالْعَجَمِ وِاِمَامِ طَيْبَةَ وَالْحَرَمِ وَتَرْجُمَانِ لِسَانِ الْاَحْوَالِ الْقِدَمِ وَمَنْبَعِ الْعِلْمِ وَالْحِلْمِ وَالْحِكْمَةِ وَالْحِكَمِ اَبِى الْقَاسِمْ سَيِّدِنَا وَمَوْلاَنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّم وَرَضِيَ اللهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى عَنْ كُلِّ الصَّحَبَةِ رَسُوْلِ اللهِ أَجْمَعِيْنَ


Ạalãlhumã ṣalĩ wasalĩm̊ wazid̊ wāan̊ʿim̊ watafaḍãl̊ wabārik̊ bijalạalika wakamālika ʿalay̱ zaẙni ʿibādika wāasẖ̊rafi ʿibādika ạas̊ʿadi ạl̊ʿarabi wāl̊ʿajami wiạimāmi ṭaẙbaẗa wāl̊ḥarami watar̊jumāni lisāni ạl̊ạaḥ̊wāli ạl̊qidami waman̊baʿi ạl̊ʿil̊mi wāl̊ḥil̊mi wāl̊ḥik̊maẗi wāl̊ḥikami ạabiy̱ ạl̊qāsim̊ sayĩdinā wamaẘlạanā muḥamãdiⁿ waʿalay̱ ạalihi waṣaḥ̊bihi wasalĩm waraḍīa ạllhu tabāraka wataʿālay̱ ʿan̊ kulĩ ạlṣãḥabaẗi rasū̊li ạllhi ạảj̊maʿī̊na


MAKALAH - ISU-ISU PENDIDIKAN ISLAM DI ASIA TENGGARA (Indonesia, Malaysia, Thailand, Philipina, Brunei Darusalam, Singapura)

Berikut ini saya share makalah  ISU-ISU PENDIDIKAN ISLAM DI ASIA TENGGARA yaitu di Indonesia, Malaysia, Thailand, Philipina, Brunei Darusalam, dan Singapura.

makalah ini dalam format word silakan di download, berikut daftar linknya yang bisa anda kunjungi :

Link 1 : Download Makalah - Isu-isu Pendidikan Islam Di Asia Tenggara PDF
Link 2 : Download Makalah - Isu-isu Pendidikan Islam Di Asia Tenggara PDF
Link 3 : Download Makalah - Isu-isu Pendidikan Islam Di Asia Tenggara PDF

YANG MEMBATALKAN SYAHADATAIN

      Yaitu hal-hal yang membatalkan Islam, karena dua kalimat syahadat itulah yang membuat seseorang masuk dalam islam. Mengucapkan keduanya adalah pemgakuan terhadap kandungannya dan konsisten mengamalkan konsekuensinya berupa segala macam syi’ar-syi’ar islam. Jika ia menyalahi ketentuan ini, berarti ia telah membatalkan perjanjian yang telah di ikrarkannnya ketika mengucapkan dua kalimat syhadat tersebut.

        Yang membatalkan islam itu banyak sekali. Para fuqaha’ dalam kitab-kitab fikih telah menulis bab khusus yang di beri judul “Bab Riddah (kemurtadan)”. Dan yang terpenting adalah sepuluh hal, yaitu:
1. Syirik dalam beribadah kepada Allah.
إِنَّ اللَّـهَ لَا يَغْفِرُ أَن يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذٰلِكَ لِمَن يَشَاءُ ۚ 

“sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang di kehendakinya.” (An-Nisa’: 48)

إِنَّهُ مَن يُشْرِكْ بِاللَّـهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللَّـهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ ۖ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنصَارٍ ﴿٧٢﴾
“.... Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti allah mengharamkan kepadanya Surga, dan tempatnya ialah Neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolong pun.” (Al-Ma’idah: 72)
Termasuk didalamnya yaitu menyembelih karena selain Allah, misalnya untuk kuburan yang dikeramatkan atau untuk jin dan lain-lain.

2. Orang yang menjadikan antara dia dan Allah perantara-perantara. Ia berdo’a kepada mereka, meminta syafa’at kepada mereka dan bertawakal kepada mereka. Orang seperti ini kafir secara ijma’
3. Orang yang tidak mau mengkafirkan orang-orang musryik dan orang yang masih ragu terhadap kekufuran mereka atau membenarkan madzhab mereka, dia itu kafir.
4. Orang yang meyakini bahwa selain petunjuk nabi lebih sempurna dari petunjuk beliau, atau hukum yang lain lebih baik dari hukum beliau. Seperti orang-orang yang mengutamakan hukum para thughut di atas hukum Rasulullah, mengutamakan hukum atau perundang-undangan manusia di atas hukum islam, maka dia kafir.
5. Siapa yang membenci sesuatu dari ajaran yang di bawa oleh Rasulullah sekalipun ia juga mengamalkannya, maka ia kafir.
6. Siapa yang menghina sesuatu dari agama rasul atau pahala maupun siksaannya, maka ia kafir. Hal ini ditunjukkan oleh firman Allah:

 قُلْ أَبِاللَّـهِ وَآيَاتِهِ وَرَسُولِهِ كُنتُمْ تَسْتَهْزِئُونَ ﴿٦٥﴾ لَا تَعْتَذِرُوا قَدْ كَفَرْتُم بَعْدَ إِيمَانِكُمْ ۚ 

“Katakanlah: ‘Apakah dengan Allah, ayat-ayatNya dan RasulNya kamu selalu berolok-olok?’ Tidak usah kamu minta ma’af, karena kamu kafir sesudah beriman.” (At-Taubah: 65-66)

7. Sihir, di antaranya sharf dan ‘athf (barangkali yang dimaksud adalahamalan yang bisa membuat suami benci kepada istrinya atau membuat wanita cinta kepadanya/pelet). Barangsiapa melakukan atau meridhainya, maka ia kafir. Dalilnya adalah firman Allah:

 ۚ وَمَا يُعَلِّمَانِ مِنْ أَحَدٍ حَتَّىٰ يَقُولَا إِنَّمَا نَحْنُ فِتْنَةٌ فَلَا تَكْفُرْ ۖ 

“... Sedang keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seoarangpun sebelum mengatakan: ‘Sesungguhnya kami hanya cobaan (bagimu), sebab itu janganlah kamu kafir’.”   (Al-Baqarah: 102)

8. Mendukung kaum musryikin dan menolong mereka dalam memusuhi umat islam. Dalilnya adalah firman Allah:

 ۚ وَمَن يَتَوَلَّهُم مِّنكُمْ فَإِنَّهُ مِنْهُمْ ۗ إِنَّ اللَّـهَ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ ﴿٥١﴾

“Barangsiapa diantara kamu mengmbil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zhalim.” (Al-Ma’idah: 51)

9. Siapa yang meyakini bahwa sebagian manusia ada yang boleh keluar dari syari’at Nabi Muhammad, seperti halnya Nabi Hidhir boleh keluar dari syari’at Nabi Musa, maka ia kafir. Sebagaimana yang diyakini oleh ghulat sufiyah (sufi yang berlebihan/melampui batas) bahwa mereka dapat mencapai suatu derajat atau tingkatan yang tidak membutuhkan untuk mengikuti ajaran Rasulullah.

10. Berpaling dari agama Allah, tidak mempelajarinya dan tidak pula mengamalkannya. Dalilnya adalah firman Allah:

 وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّن ذُكِّرَ بِآيَاتِ رَبِّهِ ثُمَّ أَعْرَضَ عَنْهَا ۚ إِنَّا مِنَ الْمُجْرِمِينَ مُنتَقِمُونَ ﴿٢٢﴾

“Dan siapakah yang lebih zhalim daripada orang yang telah diperingatkan dengan ayat-ayat Tuhannya, kemudian ia berpaling dari padanya? Sesungguhnya kami akan memberikan pembalasan kepada orang-orang yang berdosa.” (As-Sajadah: 22)

Syaikh Muhammad At-Tamimy berkata: “tidak ada bedanya dalam hal yang membatalkan syahadat ini antara orang yang bercanda, yang serius (bersungguh-sungguh) maupun yang takut, kecuali orang yang dipaksa. Dan semuanya adalah bahaya yang paling besar serta yang paling sering terjadi. Maka setiap muslim wajib berhati-hati dan mengkhawatirkan dirinya serta mohon perlindungan kepada Allah dari hal-hal yang bisa mendatangkan murka Allah dan siksaNya yang pedih.”

Bacaan Bilal Terawih Lengkap PDF

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Pada Bulan Ramadhan kali ini saya akan bagikan bacaan bilal Terawih format PDF.
Bacaan Bilal terawih yang akan saya share ini adalah bacaan bilal terawih untuk 20 Rakaat.
Bacaan ini sudah umum dibaca di daerah saya kecamatan Kubu Babussalam, Rokan Hilir, Riau.
Baiklah, dibawah ini link downloadnya, semoga ibadah kita dilipat gandakan dan diterima disisi Allah SWT. amin....



note : jangan diperjualbelikan ya gan, walau dalam bentuk apapun. thanks you.
jangan mempersulit orang lain dalam mencari ilmu, bagikan saja tulisan ini secara gratis.....


Surat dan Hadits tentang pendidikan Islam

Berikut ini adalah Surat dan Hadits tentang pendidikan Islam :


  1. AYAT AL QURAN TENTANG PENDIDIKAN ISLAM DI SEKOLAH
  2. HADITS TENTANG PENDIDIKAN DI MASYARAKAT

Kumpulan Ayat-ayat Al-Quran tentang Kimia

Berikut ini saya akan sharing Ayat-Ayat Al Quran tentang Kimia
untuk mendownload, klik link dibawah ini :

DOWNLOAD AYAT-AYAT AL-QURAN TENTANG KIMIA

Makalah - Sosiologi pendidikan Dalam Keluarga, Masyarakat dan Sekolah

BAB I
PENDAHULUAN

I. Latar Belakang
Allah SWT dalam mewahyukan Al-Qur’an memulai dengan kalimat “Iqro’” yang artinya bacalah. Disini jelas bahwa mula-mula yang harus dipelajari oleh manusia adalah membaca, karena membaca adalah kunci segala sesuatu. Dan dengan membaca kita bisa mengetahui segala hal baik yang bersifat duniawi ataupun ukhrowi.

Membaca adalah salah satu bentuk pembelajaran yang berhubungan dengan dunia pendidikan, karena mustahil dunia pendidikan dipisahkan dengan membaca. Setiap orang yang terlibat dalam pendidikan di dunia ini pastilah ia membaca.

Oleh karena perintah Allah pertama kali berhubungan dengan pendidikan, maka tiada negara di dunia ini yang tidak merancang sistem pendidikannya demi kemajuan negaranya. Karena negara tidak akan pernah maju hanya dengan orang-orang  bodoh saja.

Tidak hanya di Saudi Arabia ataupu Idnonesia tetapi di semua negara mempunyai sistem pendidikannya sendiri-sendiri dengan kelebihan dan kekuranga masing-masing.

Maka untuk menambah pengetahuan kita tentang dunia pendidikan maka kita akan membahas pusat-pusat pelaksanaan pendidikan yang ada di indonesia ini yang sering kita kenal dengan tripusat pendidikan. Semoga makalah ini bisa menjadi bahan kita untuk memajukan dan menjadikan pendidikan di negara kita ini semakin berkualitas, amin.

II. Rumusan Masalah
1. Apa dan Bagaimana Lembaga Pendidikan Keluarga itu?
2. Bagaimana Lembaga Pendidikan Sekolah itu?
3. Bagaimana Lembaga Pendidikan Masyarakat itu?

III. Tujuan Pembahasan
1. Memahami Lembaga pendidikan Keluarga
2. Memahami lembaga pendidikan sekolah
3. Memahami lembaga pendidikan masyarakat



BAB II
PEMBAHASAN

SOSIOLOGI PENDIDIKAN
KELUARGA, SEKOLAH DAN MASYARAKAT

1. Tripusat Pendidikan
Dalam garis besarnya ada tiga pusat yang bertanggung jawab atas terselenggaranya pendidikan terhadap anak-anak didik menurut para tokoh pendidikan. Menurut KH Dewantara ada tiga pusat pendidikan yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat.

Pendidikan merupakan salah satu kewajiban pertama bagi orang tua. Oleh karena itu maka orang tua dalam kedudukannya sebagai warga negara berhak menuntut dari pemerintah, bahkan negara menyediakan segala alat yang diperlukan untuk melakukan kewajiban tadi.

Negara dan aparaturnya mempunyai wewenang berdasarkan Undang-undang dan berkewajiban untuk menyelenggarakan pendidikan terhadap warga negaranya.

Begitu juga masyarakat yang menjadi tempat tinggal dan hidup bersama merupakan perpustakaan hidup untuk pendidikan dan prosesnya.

2. Pendidikan Keluarga
Kata keluarga secara etimologi menurut K.H. Dewantara adalah sebagai berikut :
“bagi bangsa kita “keluarga” adalah rangkaian perkataan “kawula” dan “warga”. Sebagaimana kita ketahui, makna “kawula” itu tidak lain adalah “abdi” yakni “hamba” sedangkan warga berarti “anggota”. Sebagai abdi di dalam keluarga wajiblah seseorang disitu menyerahkan segala kepentingan-kepentingannya kepada keluarganya. Sebaliknya sebagai warga atau anggota ia berhak sepenuhnya pula untuk ikut mengurus segala kepentingan didalam keluarganya tadi”.

Kalau kita tinjau dari sisi sisiologie, keluarga adalah bentuk masyarakat kecil yang terdiri dari beberapa individu yang terikat oleh suatu keturan, yakni kesatuan antara ayah, ibu dan anak yang merupakan kesatuan kecil dari bentuk-bentuk kesatuan masyarakat.
Pendidikan keluarga merupakan bagian integral dari sistem Pendidikan Nasional Indonesia. Oleh karena itu norma-norma hukum yang berlaku bagi pendidikan di Indonesia juga berlaku bagi pendidikan dalam keluarga. Dasar hukum pendidikan di Indonesia dibagi menjadi tiga dasar yaitu dasar hukum Ideal, dasar hukum Struktural dan dasar hukum Operasional. Dasar hukum ideal adalah Pancasila sebagai sumber dari segala sumber tertib hukum. Oleh karena itu landasan ideal pendidikan keluarga di Indonesia adalah Pancasila. Tiap-tiap orang tua mempunyai kewajiban untuk menanamkan nilai-nilai luhur Pancasila pada anak anaknya.

Landasan Struktural pendidikan di Indonesia adalah UUD 1945. Dalam pasal 31 ayat 1 dan 2 dijelaskan bahwa setiap warga berhak mendapatkan pengajaran dan pemeritah mengusahakan sistem pengajaran nasional yang diatur dalam suatu perundang-undangan. Berdasarkan pasal 31 UUD 1945 itu maka ditetapkan Undang-Undang Republik Indonesia nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendldikan NasionaL Berdasarkan Bab IV, pasal 9 ayat 1 disebutkan bahwa satuan pendidikan menyelenggarakan kegiatan belajar-mengajar yang dilaksanakan di sekolah dan di luar sekolah meliputi keluarga, kelompok belajar, kursus dan satuan pendidikan yang sejenis. Dari kutipan ini dapat disimpulkan bahwa orang tua itu mempunyai wajib hukum untuk mendidik anak-anaknya. Kegagalan pendidikan yang merupakan kegagalan dalam pendidikan. Keberbasilan anak dalam pendidikan yang merupakan keberhasilan pendidikan dalam keluarga.

Berdasarkan Tap MPR No. II/MPR/1988 seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa pendidikan itu berdasarkan atas Pancasila dasar dan fa]safah negara. Di samping itu dijelaskan bahwa pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara orang tua, masyarakat dan pemerintah. Oleh karena itu secara operasional pendidikan anak yang berlangsung dalam keluarga, masyarakat dan sekolah merupakan tanggung jawab orang tua juga. Pendidikan dalam keluarga berlangsung karena hukum kodrat. Secara kodrati orang tua wajib mendidik anak. Oleh karena itu orang tua disebut pendidikan alami atau pendidikan kodrat.

Pendidikan keluarga adalah juga pendidikan masyarakat, karena disamping keluarga itu sendiri sebagai kesatuan kecil dari bentuk-bentuk kesatuan masyarakat, juga karena pendidkan yang diberikan oleh orang tua kepada anak-anaknya sesuai dan dipersiapkan  untuk kehidupan anak-anak itu dimasyarakat kelak.

Keluarga mempunyai hak otonom untuk melaksanakan pendidikan. Orang tua mau tidak mau, berkeahlian atau tidak berkewajiban secara kodrati untuk menyelenggarakan pendidikan terhadap anak-anaknya. Bagi anak, keluarga merupakan tempat atau alam pertama dikenal dan merupakan lembaga pertama ia menerima pendidikan.
Anak adalah anggota keluarga, dimana orang tua adalah pemimpin keluarga, sebagai penanggungjawab atas keselamatan warganya didunia dan khususnya diakhirat. Maka orang tua wajib mendidik anak-anaknya.

3. Lembaga Pendidikan Sekolah
Sekolah memegang peranan penting dalam pendidikan karena pengaruhnya besar sekali pada jiwa anak. Maka disamping keluarga sebagai pusat pendidikan, sekolah pun mempunyai fungsi sebagai pusat pendidikan untuk pembetukan pribadi anak.
Dengan sekolah, pemerintah mendidik bangsanya untuk menjadi seorang ahli yang sesuai dengan bidang dan bakatnya si anak didik, yang berguna bagi dirinya, dan berguna bagi nusa dan bangsanya.

Dengan sekolah, golongan atau partai mendidik kader-kadernya untuk meneruskan dan memperpanjang cita-cita dari golongan atau partainya. Dengan sekolah, kaum beragama medidik putra-putranya untuk menjadi orang yang melanjutkan dan memperjuangkan agama.
Karena sekolah itu sengaja disediakan atau dibangun khusus untuk tepat pendidikan, maka dapatlah ia kita golongkan sebagai tempat atau lembaga pendidikan kedua sesudah keluarga, lebih-lebih mempunyai fungsi melanjutkan pendidikan keluarga dengan guru sebagai ganti orang yang harus ditaati.
4. Lembaga Pendidikan Masyarakat
Masyarakat sebagai lembaga pendidikan ketiga sesudah keluarga dan sekolah, mempunyai sifat dan fungsi yang berbeda dengan ruang lingkup dengan batasan yang tidak jelas dan keanekaragaman bentuk kehidupan sosial serta berjenis-jenis budaya.

Masalah pendidikan di keluarga dan sekolah tidak bisa melepaskan diri dari nilai-nilai sosial budaya yang dijunjung tinggi oleh semua lapisan masyarakat.
Setiap masyarakat dimanapun berada, tentu mempunyai karakteristik tersendiri sebagai norma khas dibidang sosial budaya yang berbeda dengan karakteristik masyarakat lain, namun juga mempunyai norma-norma yang universal dengan masyarakat pada umumnya.
Dimasyarakat terdapat norma-norma sosial budaya yang harus diikuti  oleh warganya dan norma-norma itu berpengaruh dala pembentukan kepribadian warganya dalam bertindak dan bersikap.



BAB III
PENUTUP
I. Kesimpulan
a) Yang merupakan tripusat pendidikan adalah keluarga sebagai yang pertama, sekolah sebagai yang kedua dan masyarakat sebagai yang ke tiga yang kesemuanya sangat penting kedudukannya dalam dunia pendidikan dan erkembangannya
b) Keluarga mempunyai andil besar dalam dunia pendidikan karena semuanya dimulai dari keluarga tersebut.
c) Sekolah juga merupakan lembaga pendiidkan kedua yang sangat penting karena sekolah yang berkonsentrasi mengembangka bakat-bakat peserta didik secara menyeluruh
d) Masyarakat yang merupakan tempat berinteraksi bersama merupakan perpustakaan hidup yang tiada duanya bagi peserta didik.
II. Saran
Demikian makalah saya, semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan terutama bagi pembaca. Mungkin masih banyak kekurangan dan kesalahan, untuk itu saya berharap kritikan dan sarannya, untuk kesempurnaan makalah saya selanjutnya. Wassalam.


Makalah - Pola Perbandingan Pendidikan di Amerika


BAB I
PENDAHULUAN

I. LATAR BELAKANG
Pada awal perkembangannya persekolahan di Amerika telah dimulai sejak zaman penjajahan. Persekolahan ketika itu bersifat elitis dan berorientasi pada agama. Masyarakat yang berada pada lapisan sosial-ekonomi bawah hanya boleh mengenyam pendidikan di “sekolah ibu”, yaitu suatu sekolah yang mengajarkan membaca, menulis, berhitung, dan agama. Sedangkan masyarakat pada lapisan sosial-ekonomi atas dipersiapkan untuk menjadi pemimpin gereja, pemimpin masyarakat, ataupun pemimpin negara melalui sekolah latin dan colleges. Pada masa itu anak wanita tidak mempunyai kebebasan untuk bersekolah —suatu bentuk nyata diskriminasi gender yang terjadi di banyak negara yang sedang terjajah— (Dimyati, 1988).
Rakyat Amerika berhasil memperoleh kemerdekaannya dan membentuk negara Amerika Serikat pada 4 Juli 1776. Iklim kemerdekaan ini berdampak pada perubahan pola pendidikan di Amerika. Pendidikan yang bersifat elitis diubah. Pada masa ini muncullah gerakan Public School yang bersifat terbuka untuk semua anak kulit putih baik pria maupun wanita. Public School dibentuk dan dirancang untuk membentuk kompetensi dan keterampilan dasar warga negara. Upaya pengembangan Public School telah menimbulkan pro dan kontra dalam masyarakat. Sebagian masyarakat setuju dengan campur tangan dan intervensi pemerintah dalam pengembangan Public School, namun sebagian lagi menolaknya.
II. MASALAH
Dari latar belakang, dan berdasarkan judul banyak permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini diantaranya bagaimana sistem dan pola pendidikan di Amerika, bagaimana kebijakan pendidikan di amerika, dan proses pendidikan Amerika sejak dulu hingga sekarang.

III. PEMBATASAN MASALAH

Agar makalah ini tidak keluar dari permasalahan yang sebenarnya ingin dibahas, dan menghindari pembahasan yang melebihi tema. Maka dibuatlah pembatasan masalah yaitu :
1. Bagaimana Politik Pendidikan Amerika ?
2. Apa tujuan pendidikan di Amerika?
3. Seperti apa manajemen pendidikan Amerika?
4. Berasal dari mana pendanaan pendidikan di Amerika?
5. Apa-apa saja Isu-isu pendidikan di Amerika?
6. Bagaimana Reformasi pendidikan di Amerika?
7. Bagaimana struktur pendidikan Amerika?
8. Bagaimana Filsafat, akreditasi serta kurikulum di Amerika?

IV. PERUMUSAN MASALAH

Jadi Rumusan malahnya adalah bagaiman pola pendidikan di Amerika Serikat?

V. TUJUAN 

Tujuan pembuatan makalah ini untuk memenuhi tugas dalam mata perkuliah :
Di Sekolah Tinggi Agama Islam Al- Azhar Pekanbaru.

VI. MANFAAT

Pembaca dapat menambah wawasan dan pengetahuannya dalam dunia pendidikan internasional, khususnya pendidikan di Amerika
Pembaca dapat menjadikan makalah sebagai referensi
Pembaca dapat membuat perbandingan pendidikan suatu negara dengan pola pendidikan di Amerika


BAB II
PEMBAHASAN

A. Politik Pendidikan AS

Pada umumnya kebijakan pendidikan yang diambil di suatu negara cenderung  dijadikan  alat  intervensi  negara  kepada  warga  negaranya. Bentuk intervensi itu bisa berupa justifikasi (abash atau diakui/tidaknya) ilmu pengetahuan tertentu, pengaturan kelembagaan sekolah, lama pendidikan dan gelar, serta kualifikasi pendidikan yang dikaitkan dengan posisi pekerjaan (jabqatan). Di antara jenjang pendidikan sekolah (mulai dari tingkat Dasar hingga Perguruan  Tinggi) yang ada, umumnya  negara lebih memilih mengkonsentrasikan kekuasaannya untuk mengintervensi pendidikan sekolah yang diperuntukkan bagi anak-anak, remaja dan kaum muda. Hampir tidak ada negara yang menaruh perhatian cukup besar pada pendidikan untuk orang-orang dewasa.

Pertanyaannya adalah; Mengapa negara lebih memilih memusatkan perhatiannya  kepada pendidikan  anak-anak  (muda) dibandingkan  dengan pendidikan orang dewasa?. Heidenheimer (1990: 23) memberikan ilustrasi jawaban sebagai berikut: Bahwa sebagian negara memilih lebih mengkonsentrasikan  intervensinya  pada pendidikan  untuk anak-anak  dan remaja adalah disebabkan alasan karena negara memiliki tanggung jawab untuk   menciptakan   kader-kader   bangsa.   Sebagian   negara   yang   lain memiliki alasan bahwa sekolah cukup menarik untuk dikuasai, dimana di dalamnya  terdapat  generasi  yang sangat  mudah  untuk dipengaruhi.  Ada juga sebagian negara beralasan karena hak suara untuk pemilihan politik di masa yang akan datang perlu proses sosialisasi, dan itu cocok dilakukan untuk anak-anak melalui sekolah-sekolahnya.

Sementara  itu pendidikan  merupakan  kebutuhan  dasar  yang harus dipenuhi. Karena itu para orang tua berbondong-bondong memasukkan anaknya  di  berbagai  lembaga  pendidikan,  terutama  lembaga  pendidikan formal yang diselenggarakan atau diakreditasi oleh negara. Campur tangan dan intervensi  negara  pada  pendidikan  sekolah  formal  tampaknya  sering diabaikan oleh para orang tua.

Karena itu perlu adanya mekanisme pengawasan yang dilakukan oleh orang-orang dewasa (masyarakat) setempat terhadap penyelengaraan pendidikan sekolah-sekolah formal agar intervensi (kebijakan) negara dalam sector  pendidikan  bermakna  positif  bagi  generasi  berikutnya  yang  lebih handal, sekaligus untuk mengurangi terjadinya peluang penyimpangan yang mungkin dilakukan negara dalam kegiatan intervensinya itu.

Di negara-negara demokrasi, kesadaran untuk mengawasi dan membatasi   intervensi   pemerintah   pada   sector   pendidikan   itu   ditandai dengan dipilihnya asas desentralisasi dalam pengambilan kebijakan (pengaturan) sector pendidikan. Amerika Serikat adalah salah satu negara pelopor  demokrasi.  Sudah  sejak  lama  kebijakan  pendidikan  di  Amerika Serikat menjadi tanggung jawab Pemerintah Negara Bagian (State) dan Pemerintah Daerah (Distrik). Sebelumnya, Pemerintah Pusat memang mengintervensi kebijakan pendidikan, sebagaimana yang terjadi sejak tahun 1872, dimana  Pemerintah  Pusat AS mengintervensi  kebijakan  pendidikan dengan cara memberikan tanah negara kepada Negara Bagian untuk pembangunan  fakultas-fakultas  pertanian  dan  teknik;  membantu  sekolah-sekolah dengan program makan siang, menyediakan pendidikan bagi orang- orang Indian; menyediakan dana pendidikan bagi para veteran yang kembali ke kampus  untuk menempuh  pendidikan  lanjutan;  menyediakan  pinjaman bagi mahasiswa; menyediakan anggaran untuk keperluan penelitian, pertukaran mahasiswa asing dan bantuan berbagai kebutuhan mahasiswa lainnya;   serta   memberikan   bantuan   tidak   langsung   (karena   menurut ketentuan  Undang-Undang  Amerika  Serikat  pemerintah  dilarang memberikan  bantuan  langsung)  kepada  sekolah-sekolah   agama  dalam bentuk buku-buku teks dan laboratorium.

Namun semenjak masa Pemerintahan Presiden Ronald Reagen, intervensi Pemerintah Pusat AS terhadap pendidikan mulai dikurangi. Selanjutnya  tanggung  jawab dan inisiatif kebijakan  pendidikan  diserahkan kepada Negara Bagian (setingkat Propinsi) dan Pemerintah Daerah/Distrik (setingkat Kabupaten/Kota). Di Amerika Serikat terdapat 50 Negara Bagian dan 15.358 Distrik. Jadi sebanyak itu lembaga yang diberi kewenangan dan otonomi untuk mengelola pendidikan.


B. Tujuan Pendidikan AS

Sebagaimana dideskripsikan di atas bahwa karakteristik utama politik system pendidikan Amerika Serikat adalah menonjolnya DESENTRALISASI. Pemerintah  Pusat sangat memberi otonomi seluas-luasnya  kepada Pemerintah di bawahnya, yaitu Negara Bagian dan Pemerintah Daerah (Distrik).  Meskipun  Amerika  Serikat  tidak  mempunyai  system  pendidikan yang terpusat atau yang bersifat nasional, akan tetapi bukan berarti tidak ada  rumusan  tentang  tujuan  pendidikan  yang  berlaku  secara  nasional. Tujuan system pendidikan Amerika secara umum dirumuskan dalam 5 poin sebagai berikut:

o Untuk mencapai kesatuan dalam keragaman;
o Untuk mengembangkan cita-cita dan praktek demokrasi;
o Untuk membantu pengembangan individu;
o Untuk memperbaiki kondisi social masyarakat; dan
o Untuk mempercepat kemajuan nasional.

Di luar 5 tujuan tersebut, Amerika Serikat mengembangkan  visi dan missi  pendidikan  gratis  bagi  anak  usia  sekolah  untuk  masa  12  tahun pendidikan   awal,   dan   biaya   pendidikan   relative   murah   untuk   tingkat pendidikan tinggi.

C. Manajemen Pendidikan AS

Dengan mengembangkan pola Desentralisasi, maka manajemen pendidikan di Amerika Serikat dikelola berdasarkan aspirasi dan kebutuhan masrakat  Negara  Bagian  dan  Pemerintah  Daerah  setempat.  Di  tingkat nasional (federal/pusat) dibentuk satu departemen, yaitu DEPARTEMEN PENDIDIKAN FEDERAL. Departemen ini dipimpin oleh seorang setaraf Sekretaris Kabinet. Tugas departemen ini adalah melaksanakan semua kebijakan pemerintah  federal dalam sector pendidikan  di semua tingkatan pemerintahan dan untuk semua jenjang pendidikan.

Tetapi, karena sebagian besar kewenangan dan tanggung jawab pendidikan   sudah  diserahkan   kepada  Negara  Bagian  dan  Pemerintah Daerah,   maka   Departemen   Pendidikan   Federal   hanya   menjalankan monitoring dan pengawasan saja. Di tingkat Negara Bagian dibentuk sebuah badan yang diberi nama BOARD of EDUCATION. Badan ini bertugas dan berfungsi membuat kebijakan-kebijakan serta menentukan anggaran pendidikan untuk masing-masing  wilayah (Negara Bagian) nya, khususnya berkenaan  dengan  Pendidikan  Dasar  dan  Pendidikan  Menengah. Selanjutnya, untuk menangani permasalahan yang berkaitan dengan hal-hal yang lebih teknis (yaitu; tentang kurikulum sekolah, penentuan persyaratan sertifikasi, guru-guru, dan pembiayaan sekolah) dibentuk sebuah bagian pendidikan   yang  disebut  sebagai  COMISSIONER,   sering  juga  disebut sebagai   SUPERINTENDENT.   Bagian   ini  dipimpin   oleh   seorang   yang ditunjuk oleh Board of Education atau oleh Gubernur.

Untuk  beberapa  Negara  Bagian,  pimpinan  Bagian  Pendidikan  ini dipilih oleh masyarakatada.  Sementara itu pada level operasional, pelaksanaan manajemen pendidikan dijalankan oleh unit-unit yang lebih rendah, bahkan banyak secara langsung dilaksanakan oleh masing-masing sekolah yang bersangkutan. Para pimpinan atau Kepala Sekolah pada prinsipnya memiliki kebebasan  dan otonomi yang luas untuk menjalankan manajemen operasional pendidikan.

Khusus untuk menangani kebijakan Pendidikan Tinggi, manajemen pendidikan   Amerika   Serikat   yang   dikembangkan   oleh   Negara-Negara Bagian memisahkan antara Badan yang memberi izin pendirian Perguruan Tinggi (Negeri dan Swasta) dengan Badan yang merumuskan kebijakan akademik serta keuangan.

Badan yang menangani kebijakan akademik dan keuangan untuk Pendidikan Tinggi adalah BOARD of TRUSTEES. Untuk Perguruan Tinggi Negeri  anggota  badan  tersebut  ditunujuk  oleh  Gubernur  Negara  Bagian. Ada juga yang dipilih dari dan oleh kelompok yang akan diwakili. Sedangkan untuk   Perguruan   Tinggi   Swasta   anggota   badan   tersebut   dipilih   dari perguruan tinggi masing-masing.

D. Pendanaan Pendidikan AS

Sumber  pendanaan  pendidikan  di  Amerika,  khususnya  pendidikan dasar  dan  menengah,  yang  lebih  dikenal  dengan  PUBLIC  SCHOOLS, berasal dari Anggaran  Pemerintah  Pusat (Federal),  Anggaran  Pemerintah Negara Bagian dan Anggaran Pemerintah Daerah.

E. Isu-isu Pendidikan AS
Menurut hasil studi perbandingan yang dilakukan oleh Agustiar Syah Nur (2001), ada beberapa isu dan masalah pendidikan yang dialami pemerintah dan masyarakat Amerika Serikat, antara lain:
1. Banyaknya  anak  usia sekolah  yang  tidak  diasuh  langsung  oleh orang tua mereka, karena adanya dinamika perubahan social masyarakat AS yang umumnya baik sang ibu atau sang ayah memiliki kesibukan yang sangat tinggi di luar rumah. Hal ini akan menjadi  permasalahan  yang  serius  bagi  perkembangan  social anak dilihat dari aspek psikis dan emosional.
2. Tingginya  tingkat  perceraian,  yang  mengakibatkan   banyaknya anak-anak usia sekolah yang hanya diasuh oleh sang ibu sebagai single-parent dalam rumah tangga. Tidak sedikit janda cerei di AS yang terpaksa harus berporfesi rendahan dan kasar. Hal ini juga mempengaruhi perkembangan social anak-anak mereka.
3. Tingginya  tingkat imigrasi yang umumnya  berasal dari kalangan tidak mampu dan tidak terdidik, yang karenanya banyak diantara mereka yang tidak memperoleh pekerjaan yang layak. Hal ini menyebabkan   masalah   pendidikan   anak-anak     dari  keluarga imigran tidak dapat teratasi. Ditambah lagi factor bahasa dari kalangan imigran yang menyulitkan bagi anak-anak imigran itu sendiri jika mereka mendapat akses pendidikan.
4. Dari berbagai monitoring dan evaluasi pendidikan yang dilakukan oleh   berbagai   badan   resmi   AS   sendiri,   ternyata   kualitas pendidikan dan lulusan sekolah di AS masih kalah dibandingkan dengan negara-negara  lain dalam standar internasional.  Banyak anak-anak  yang  drop-outs  dan  tingginya  kekerasan  oleh  anak- anak.

F. Reformasi Pendidikan AS
Karena  adanya  berbagai  permasalahan  tersebut,  pemerintah  AS sejak tahun 1990 mencanangkan reformasi pendidikan. Pada tahun tersebut Presiden AS George H. B. Bush beserta seluruh Gubernur Negara Bagian (saat itu Bill Clinton termasuk menjadi salah satu Gubernur Negara Bagian) menyetujui reformasi pendidikan dengan mencanangkan  6 tujuan nasional pendidikan AS yang baru. Yaitu:
a) Pada  tahun  2000,  seluruh  anak  di  AS  di  waktu  mulai  masuk sekolah dasar sudah siap untuk belajar.
b) Pada tahun 2000, tamatan sekolah menengah naik sekurang- kurangnya 90%.
c) Pada tahun 2000, murid-murid di AS yang menyelesaikan pendidikannya pada “grade 4, 8 dan 12” mampu menunjukkan kemampuannya dalam mata pelajaran yang menantang, yaitu bahasa inggris, matematika,  sains, sejarah, dan geografi. Setiap sekolah  di  AS  harus  mampu  menunjukkan  bahwa  anak-anak dapat  menggunakan  pikirannya  dengan  baik,  sehingga  mereka siap menjadi warga negara yang baik, siap untuk memasuki pendidikan yang lebih tinggi, serta siap pula untuk pekerjaan yang produktif dalam perekonomian modern.
d) Pada tahun 2000, siswa-siswa  AS adalah yang terbaik di dunia dalam bidang sains dan matematika.
e) Pada tahun 2000, setiap orang dewasa AS dapat membaca dan menulis, memiliki ilmu pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan  untuk  bersaing  dalam  ekonomi  global,  serta  dapat  melaksanakan   hak   dan   tanggung   jawabnya   sebagai   warga negara.
f) Pada tahun 2000, setiap sekolah di AS harus bebas dari obat-obat terlarang dan kekerasan, serta dapat menciptakan suasana lingkungan  yang  mantap  dan  aman  sehingga  kondusif  untuk belajar.

Pokok-pokok   reformasi   tersebut  dimaksudkan   sebagai  pegangan dalam membuat kebijakan-kebijakan  pendidikan yang sudah harus segera diimplementasikan  dan hasilnya  sudah  harus  kelihatan  pada tahun  2000. Dan memang itulah yang terjadi di AS. Pokok-pokok reformasi pendidikan itu akhirnya ditindak lanjuti dengan berbagai kreasi kebijakan pendidikan di tingkat negara bagian dan pemerintah derah. Gerakan reformasi pendidikan di kalangan Gubernur itu dipelopori oleh Gubernur Bill Clinton dan Lamar Alexander di masing-masing  negara bagiannya.  Gebrakan yang dilakukan adalah:
a) Meningkatkan  persyaratan untuk menamatkan suatu jenjang pendidikan,
b) Melaksanakan test standar untuk mengukur keberhasilan siswa,
c) Menjalankan  system penilaian  yang ketat terhadap  guru sejalan dengan pembenahan jenjang karir bagi guru-guru,
d) Memperbesar  tambahan  dana dari negara bagian bagi sekolah- sekolah. Tambahan  dana baru ini pada umumnya dipakai untuk meningkatkan  gaji  guru  yang  kala  itu  masih  berada  pada  taraf sangat rendah.

Akhirnya  AS  benar-benar  memperoleh  kemajuan  di  bidang pendidikan, sehingga ketika Bill Clinton menjadi Presiden AS, keberhasilan AS  dalam  mengembangkan   kebijakan   pendidikan   mendapat   perhatian khusus.

G. Struktur pendidikan di AS
Orang Amerika menempuh 12 tahun pendidikan di primary dan secondary school. Dengan ijasah dari secondary school (high school), mereka dapat melanjutkan studinya ke college, university, vocational (job training) school, secretarial school, dan professional school lainnya.

Primary dan Secondary School: Anak-anak di AS masuk sekolah (primary school) pada umur sekitar 6 tahun. Mereka belajar di sana selama 5 atau 6 tahun. Kemudian mereka melanjutkan ke sekolah lanjutan (secondary school) yang terdiri dari 3 tahun di "middle school" atau "junior high school" dan 3 atau 4 tahun di "senior high school" (lebih sering disebut "high school" saja). Orang AS menyebut kelas/tingkat dalam 12 tahun pertama sekolah ini dengan istilah "grade".
Higher Education: Sesudah menyelesaikan high school (twelfth grade), mereka dapat melanjutkan studinya ke college atau university. Pendidikan di college atau university ini dikenal sebagai pendidikan tinggi ("higher education"). Kita harus tahu jenjang pendidikan di negara kita yang setingkat dengan twelfth grade di AS. Kita juga harus memastikan apakah perlu menempuh 1-2 tahun persiapan sebelum dapat mendaftar ke sekolah di AS. Di beberapa negara, pemerintah dan swasta kadang-kadang tidak mengakui gelar yang kita dapat di AS jika kita masuk ke salah satu college sebelum lulus SLTA.

Pendidikan di college atau university yang memberikan gelar Bachelor dikenal sebagai pendidikan "undergraduate". Pendidikan lanjutannya disebut pendidikan "graduate" atau "post-graduate". Pendidikan lanjutan atau pendidikan graduate meliputi hukum, medical, MBA, dan Ph.D. (doktor).


H. akreditasi
Ada dua hal yang menjamin mutu pendidikan yaitu :
a. sikap bahwa mutu dan standar itu penting
b. adanya otonomi lembaga
Proses akreditasi bertujuan untuk mendapat keyakinan bahwa perguruan-perguruan tinggi mempunyai dan mempertahankan standar akademik, dilaksanakan secara baik dan memenuhi syarat ikut dalam program pemerintah.
Di Amerika Serikat sendiri terdapat beberapa lembaga akreditasi baik regional maupun nasional yang mengakreditasi berbagai bidang pendidikan maupun bidang profesional. Tetapi lembaga akreditasi itu tidak terkait dengan pemerintah baik pusat maupun pemerintahan negara bagian. Lembaga akreditasi tersebut memperoleh pengakuan melalui dua lembaga yaitu : council of higher education accreditation (CHEA) dan US. Department of Education.

I. Filsafat Pendidikan yang Dijadikan Dasar Pengembangan Kurikulum
Amerika merupakan suatu negara yang dibentuk dari bangsa-bangsa asing yang mendiaminya mereka secara sadar memilih menjadi warga negara Amerika. Kondisi tersebut berbeda dengan bangsa-bangsa lain di dunia, karena pada umumnya suatu negara dibentuk dari penduduk asli bangsanya. Perbedaan tersebut memicu berkembangnya dua aliran filsafat yang berlainan yaitu Trancendentalisme dan Pragmatisme. Trancendentalisme mengekspresikan hal-hal yang bekenaan dengan kebudayaan , sedangkan Pragmatisme merupakan pemikiran yang  berusaha membentuk Amerika yang hidup, dinamis, dan progresif. Kedua filsafat tersebut saling tidak bersesuaian sehingga belum ada kesepakatan tentang filsafat nasional Amerika. Meskipun demikian, kegiatan pendidikan Amerika tetap berpijak pada landasan kependidikan yang berupa pemikiran kefilsafatan/ keilmuan/ wawasan lain. (Dimyati, 1988).8

J. Kurikulum dan Metodologi Pengajaran
Kebiasaan otonomi yang sudah lama dan kuat serta keadaan masyarakat  sangat mempengaruhi bentuk kurikulum serta cara mengajar di Amerika Serikat. Disini tidak ada  kurikulum nasional yang resmi.

Bagian pendidikan negara bagian menggariskan kurikulum dengan tingkat variasi yang cukup besardan memberi peluang pada daerah setempat. Pada awalnya sekolah amerika sangat dipengaruhi oleh agama dan fokus pada keterampilan tulis baca. Semenjak abad ke 19 perhatian terhadap masalah sosial semakin menonjol.

Pada akhir abad ke 19 muncul tuntutan untuk mengubah kurikulum dan metode mengajar dengan mengarahkan perhatian pada kebutuhan muris yang berbeda, serta perhatian terhadap kebutuhan individu. Dengan demikian siswa memiliki peluang yang besar untuk menentukan pilihan. Pertambahan jumlah populasi sekolah yang sangat cepat dan kemajuan iptek menjadi dorongan untuk inovasi-inovasi baru terutama metode pengajaran. Di daerah perkotaan persoalan sosial telah mendorong munculnya mata pelajaran baru yaitu studi etnis, pendidikan lingkungan, pendidikan seks, pendidikan narkoba dan sebagainya. Namun, awal 1980-an ada kecendrungan untuk kembali pada yang lama serta kebutuhan baru atas pendidikan akhir.

Sistem pendidikan di Amerika mempunyai sifat yang khas yang berbeda dari sistem pendidikan di  negara-negara lain. Hal ini terutama karena sistem pemerintahannya yang mendelegasikan kebanyakan wewenang kepada negara bagian dan pemerintahan lokal (distrik atau kota). Amerika tidak memiliki sistem pendidikan nasional yang ada adalah sistem pendidikan dalam artian terbatas pada masing-masing negara bagian. Hal ini berdasarkan padafilosofi bahwa pemerintah (federal/pusat) harus dibatasi perannya, terutama dalam pengendalian kebanyakan fungsi-fungsi publik seperti sekolah, pelayanan sosial dan lain-lain. Karena itu di Amerika dalam pendidikan dasar dan menengah tidak ada kurikulum nasional bahkan tidak ada kurikulum negara bagian. Apa yang ada hanyalah semacam standar-standar kompetensi lulusan yang ditetapkan pemerintahan negara bagian ataupun pemerintahan lokal. Walaupun begitu pemerintah federal (pusat) diberi wewenang terbatas untuk mengintervensi dalam masalah pendidikan bila terkait dengan empat hal yaitu :
1) Memajukan demokrasi
2) Menjamin kesamaan dalam peluang pendidikan
3) Meningkatkan produktivitasnasional
4) Memperkuat pertahanan/ ketahanan nasional.

Bentuk intervensi pemerintahan pusat tidak dalam bentuk penentuan materi ajar tetapi dalam bentuk usulan-usulan maupun program pendanaan dengan tujuan-tujuan tertentu.


BAB III
PENUTUP

I. KESIMPULAN

- semenjak masa Pemerintahan Presiden Ronald Reagen, intervensi Pemerintah Pusat AS terhadap pendidikan mulai dikurangi. Selanjutnya  tanggung  jawab dan inisiatif kebijakan  pendidikan  diserahkan kepada Negara Bagian (setingkat Propinsi) dan Pemerintah Daerah/Distrik (setingkat Kabupaten/Kota). Di Amerika Serikat terdapat 50 Negara Bagian dan 15.358 Distrik. Jadi sebanyak itu lembaga yang diberi kewenangan dan otonomi untuk mengelola pendidikan.
- Amerika Serikat mengembangkan  visi dan missi  pendidikan  gratis  bagi  anak  usia  sekolah  untuk  masa  12  tahun pendidikan   awal,   dan   biaya   pendidikan   relative   murah   untuk   tingkat pendidikan tinggi.
- Orang Amerika menempuh 12 tahun pendidikan di primary dan secondary school. Dengan ijasah dari secondary school (high school), mereka dapat melanjutkan studinya ke college, university, vocational (job training) school, secretarial school, dan professional school lainnya.

II. SARAN

Demikianlah makalah ini diselesaikan, semoga dapat memberi manfaat yang lebih kepada pembaca. Kelebihan dan kesempurnaan adalah hanyalah Milik Tuhan semata. Jika ada kekurangan dan kesalahan itu dikarenakan kekhilafan penyusun makalah ini. Untuk itu kiranya memberikan saran dan kritikan yang membangun. Wassalam...

Makalah - Perbandingan Pendidikan di Amerika dan Indonesia

PENDAHULUAN

I. LATAR BELAKANG
Studi perbandingan sistem pendidikan yang ada. Akan mengakibatkan tumbuh dan berkembangnya kemampuan untuk membandingkan berbagai sistem pendidikan dari berbagai negara dan kawasan dunia tersebut. Kemudian selain yang tersebut dengan studi perbandingan ini pula, seseorang akan lebih mudah untuk menganalisa dan menyimpulkan sumber-sumber kekuatan dan kelemahan dari sistem pendidikan yang berorentasi pada tujuan-tujuan pendidikan Internasional dan Universal. Dari berbagai hal tersebut kita sebagai penerus bangsa yang juga cinta akan terciptanya sistem pendidikan yang dapat menumbuhkan sifat positif dan terbuka terhadap berbagai usaha inovasi dan pembaharuan pendidikan di Indonesia. Dalam rangka pengembangan pendidikan nasional. Dan pembaharuan ini bisa saja dilakukan dengan cara adanya studi perbandingan sistem pendidikan antara beberapa negara sehingga dapat menegetahui kelemahan dan kelebihan dari masing-masing sistem yang permah dilakukan dalam suatu negara tersebut.

II. MASALAH
Dari latar belakang, dan berdasarkan judul banyak permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini diantaranya bagaimana sistem pendidikan di Amerika dan bagaimana perbandingannya.

III. PEMBATASAN MASALAH

Agar makalah ini tidak keluar dari permasalahan yang sebenarnya ingin dibahas, dan menghindari pembahasan yang melebihi tema. Maka dibuatlah pembatasan masalah yaitu :
1. Bagaimana Politik Pendidikan Amerika ?
2. Apa tujuan pendidikan di Amerika?
3. Seperti apa manajemen pendidikan Amerika?
4. Berasal dari mana pendanaan pendidikan di Amerika?
5. Apa-apa saja Isu-isu pendidikan di Amerika?
6. Bagaimana struktur pendidikan Amerika?
7. Politik Pendidikan di Indonesia?
8. Kemana Arah kebijakan Pendidikan di Indonesia?
9. Apa saja Program pembangunan pendidikan di Indonesia?
10. Manjemen Pendidikan di Indonesia?
11. Pendanaan Pendidikan di Indonesia?



IV. PERUMUSAN MASALAH

Jadi Rumusan malahnya adalah bagaiman perbandingan pendidikan di Amerika Serikat dan pendidikan yang ada di Indonesia?

V. TUJUAN

Tujuan pembuatan makalah ini untuk memenuhi tugas dalam mata perkuliah : “Perbandingan Pendidikan” yang mana mata kuliah ini diampu oleh bapak Drs. Dardiri, MA. Di Sekolah Tinggi Agama Islam Al- Azhar Pekanbaru.

VI. MANFAAT

Pembaca dapat menambah wawasan dan pengetahuannya dalam dunia pendidikan internasional, khususnya pendidikan di Amerika dan Indonesia
Pembaca dapat menjadikan makalah sebagai referensi
Pembaca dapat mengetahui perbandingan pendidikan di Amerika dengan Indonesia



BAB II
PEMBAHASAN

A. Politik Pendidikan AS

Pada umumnya kebijakan pendidikan yang diambil di suatu negara cenderung  dijadikan  alat  intervensi  negara  kepada  warga  negaranya. Bentuk intervensi itu bisa berupa justifikasi (abash atau diakui/tidaknya) ilmu pengetahuan tertentu, pengaturan kelembagaan sekolah, lama pendidikan dan gelar, serta kualifikasi pendidikan yang dikaitkan dengan posisi pekerjaan (jabqatan). Di antara jenjang pendidikan sekolah (mulai dari tingkat Dasar hingga Perguruan  Tinggi) yang ada, umumnya  negara lebih memilih mengkonsentrasikan kekuasaannya untuk mengintervensi pendidikan sekolah yang diperuntukkan bagi anak-anak, remaja dan kaum muda. Hampir tidak ada negara yang menaruh perhatian cukup besar pada pendidikan untuk orang-orang dewasa.

Pertanyaannya adalah; Mengapa negara lebih memilih memusatkan perhatiannya  kepada pendidikan  anak-anak  (muda) dibandingkan  dengan pendidikan orang dewasa?. Heidenheimer (1990: 23) memberikan ilustrasi jawaban sebagai berikut: Bahwa sebagian negara memilih lebih mengkonsentrasikan  intervensinya  pada pendidikan  untuk anak-anak  dan remaja adalah disebabkan alasan karena negara memiliki tanggung jawab untuk   menciptakan   kader-kader   bangsa.   Sebagian   negara   yang   lain memiliki alasan bahwa sekolah cukup menarik untuk dikuasai, dimana di dalamnya  terdapat  generasi  yang sangat  mudah  untuk dipengaruhi.  Ada juga sebagian negara beralasan karena hak suara untuk pemilihan politik di masa yang akan datang perlu proses sosialisasi, dan itu cocok dilakukan untuk anak-anak melalui sekolah-sekolahnya.

Di negara-negara demokrasi, kesadaran untuk mengawasi dan membatasi   intervensi   pemerintah   pada   sector   pendidikan   itu   ditandai dengan dipilihnya asas desentralisasi dalam pengambilan kebijakan (pengaturan) sector pendidikan. Amerika Serikat adalah salah satu negara pelopor  demokrasi.  Sudah  sejak  lama  kebijakan  pendidikan  di  Amerika Serikat menjadi tanggung jawab Pemerintah Negara Bagian (State) dan Pemerintah Daerah (Distrik). Sebelumnya, Pemerintah Pusat memang mengintervensi kebijakan pendidikan, sebagaimana yang terjadi sejak tahun 1872, dimana  Pemerintah  Pusat AS mengintervensi  kebijakan  pendidikan dengan cara memberikan tanah negara kepada Negara Bagian untuk pembangunan  fakultas-fakultas  pertanian  dan  teknik;  membantu  sekolah-sekolah dengan program makan siang, menyediakan pendidikan bagi orang- orang Indian; menyediakan dana pendidikan bagi para veteran yang kembali ke kampus  untuk menempuh  pendidikan  lanjutan;  menyediakan  pinjaman bagi mahasiswa; menyediakan anggaran untuk keperluan penelitian, pertukaran mahasiswa asing dan bantuan berbagai kebutuhan mahasiswa lainnya;   serta   memberikan   bantuan   tidak   langsung   (karena   menurut ketentuan  Undang-Undang  Amerika  Serikat  pemerintah  dilarang memberikan  bantuan  langsung)  kepada  sekolah-sekolah   agama  dalam bentuk buku-buku teks dan laboratorium.

B. Tujuan Pendidikan AS

Sebagaimana dideskripsikan di atas bahwa karakteristik utama politik system pendidikan Amerika Serikat adalah menonjolnya DESENTRALISASI. Pemerintah  Pusat sangat memberi otonomi seluas-luasnya  kepada Pemerintah di bawahnya, yaitu Negara Bagian dan Pemerintah Daerah (Distrik).  Meskipun  Amerika  Serikat  tidak  mempunyai  system  pendidikan yang terpusat atau yang bersifat nasional, akan tetapi bukan berarti tidak ada  rumusan  tentang  tujuan  pendidikan  yang  berlaku  secara  nasional. Tujuan system pendidikan Amerika secara umum dirumuskan dalam 5 poin sebagai berikut:

o Untuk mencapai kesatuan dalam keragaman;
o Untuk mengembangkan cita-cita dan praktek demokrasi;
o Untuk membantu pengembangan individu;
o Untuk memperbaiki kondisi social masyarakat; dan
o Untuk mempercepat kemajuan nasional.
Di luar 5 tujuan tersebut, Amerika Serikat mengembangkan  visi dan missi  pendidikan  gratis  bagi  anak  usia  sekolah  untuk  masa  12  tahun pendidikan   awal,   dan   biaya   pendidikan   relative   murah   untuk   tingkat pendidikan tinggi.

C. Manajemen Pendidikan AS

Dengan mengembangkan pola Desentralisasi, maka manajemen pendidikan di Amerika Serikat dikelola berdasarkan aspirasi dan kebutuhan masrakat  Negara  Bagian  dan  Pemerintah  Daerah  setempat.  Di  tingkat nasional (federal/pusat) dibentuk satu departemen, yaitu DEPARTEMEN PENDIDIKAN FEDERAL. Departemen ini dipimpin oleh seorang setaraf Sekretaris Kabinet. Tugas departemen ini adalah melaksanakan semua kebijakan pemerintah  federal dalam sector pendidikan  di semua tingkatan pemerintahan dan untuk semua jenjang pendidikan.

Tetapi, karena sebagian besar kewenangan dan tanggung jawab pendidikan   sudah  diserahkan   kepada  Negara  Bagian  dan  Pemerintah Daerah,   maka   Departemen   Pendidikan   Federal   hanya   menjalankan monitoring dan pengawasan saja. Di tingkat Negara Bagian dibentuk sebuah badan yang diberi nama BOARD of EDUCATION. Badan ini bertugas dan berfungsi membuat kebijakan-kebijakan serta menentukan anggaran pendidikan untuk masing-masing  wilayah (Negara Bagian) nya, khususnya berkenaan  dengan  Pendidikan  Dasar  dan  Pendidikan  Menengah. Selanjutnya, untuk menangani permasalahan yang berkaitan dengan hal-hal yang lebih teknis (yaitu; tentang kurikulum sekolah, penentuan persyaratan sertifikasi, guru-guru, dan pembiayaan sekolah) dibentuk sebuah bagian pendidikan   yang  disebut  sebagai  COMISSIONER,   sering  juga  disebut sebagai   SUPERINTENDENT.   Bagian   ini  dipimpin   oleh   seorang   yang ditunjuk oleh Board of Education atau oleh Gubernur.

Untuk  beberapa  Negara  Bagian,  pimpinan  Bagian  Pendidikan  ini dipilih oleh masyarakatada.  Sementara itu pada level operasional, pelaksanaan manajemen pendidikan dijalankan oleh unit-unit yang lebih rendah, bahkan banyak secara langsung dilaksanakan oleh masing-masing sekolah yang bersangkutan. Para pimpinan atau Kepala Sekolah pada prinsipnya memiliki kebebasan  dan otonomi yang luas untuk menjalankan manajemen operasional pendidikan.

Khusus untuk menangani kebijakan Pendidikan Tinggi, manajemen pendidikan   Amerika   Serikat   yang   dikembangkan   oleh   Negara-Negara Bagian memisahkan antara Badan yang memberi izin pendirian Perguruan Tinggi (Negeri dan Swasta) dengan Badan yang merumuskan kebijakan akademik serta keuangan.

Badan yang menangani kebijakan akademik dan keuangan untuk Pendidikan Tinggi adalah BOARD of TRUSTEES. Untuk Perguruan Tinggi Negeri  anggota  badan  tersebut  ditunujuk  oleh  Gubernur  Negara  Bagian. Ada juga yang dipilih dari dan oleh kelompok yang akan diwakili. Sedangkan untuk   Perguruan   Tinggi   Swasta   anggota   badan   tersebut   dipilih   dari perguruan tinggi masing-masing.

D. Pendanaan Pendidikan AS

Sumber  pendanaan  pendidikan  di  Amerika,  khususnya  pendidikan dasar  dan  menengah,  yang  lebih  dikenal  dengan  PUBLIC  SCHOOLS, berasal dari Anggaran  Pemerintah  Pusat (Federal),  Anggaran  Pemerintah Negara Bagian dan Anggaran Pemerintah Daerah.

E. Isu-isu Pendidikan AS

Menurut hasil studi perbandingan yang dilakukan oleh Agustiar Syah Nur (2001), ada beberapa isu dan masalah pendidikan yang dialami pemerintah dan masyarakat Amerika Serikat, antara lain:
1. Banyaknya  anak  usia sekolah  yang  tidak  diasuh  langsung  oleh orang tua mereka, karena adanya dinamika perubahan social masyarakat AS yang umumnya baik sang ibu atau sang ayah memiliki kesibukan yang sangat tinggi di luar rumah. Hal ini akan menjadi  permasalahan  yang  serius  bagi  perkembangan  social anak dilihat dari aspek psikis dan emosional.
2. Tingginya  tingkat  perceraian,  yang  mengakibatkan   banyaknya anak-anak usia sekolah yang hanya diasuh oleh sang ibu sebagai single-parent dalam rumah tangga. Tidak sedikit janda cerei di AS yang terpaksa harus berporfesi rendahan dan kasar. Hal ini juga mempengaruhi perkembangan social anak-anak mereka.
3. Tingginya  tingkat imigrasi yang umumnya  berasal dari kalangan tidak mampu dan tidak terdidik, yang karenanya banyak diantara mereka yang tidak memperoleh pekerjaan yang layak. Hal ini menyebabkan   masalah   pendidikan   anak-anak     dari  keluarga imigran tidak dapat teratasi. Ditambah lagi factor bahasa dari kalangan imigran yang menyulitkan bagi anak-anak imigran itu sendiri jika mereka mendapat akses pendidikan.
4. Dari berbagai monitoring dan evaluasi pendidikan yang dilakukan oleh   berbagai   badan   resmi   AS   sendiri,   ternyata   kualitas pendidikan dan lulusan sekolah di AS masih kalah dibandingkan dengan negara-negara  lain dalam standar internasional.  Banyak anak-anak  yang  drop-outs  dan  tingginya  kekerasan  oleh  anak- anak.

F. Struktur pendidikan di AS

Orang Amerika menempuh 12 tahun pendidikan di primary dan secondary school. Dengan ijasah dari secondary school (high school), mereka dapat melanjutkan studinya ke college, university, vocational (job training) school, secretarial school, dan professional school lainnya.

Primary dan Secondary School: Anak-anak di AS masuk sekolah (primary school) pada umur sekitar 6 tahun. Mereka belajar di sana selama 5 atau 6 tahun. Kemudian mereka melanjutkan ke sekolah lanjutan (secondary school) yang terdiri dari 3 tahun di "middle school" atau "junior high school" dan 3 atau 4 tahun di "senior high school" (lebih sering disebut "high school" saja). Orang AS menyebut kelas/tingkat dalam 12 tahun pertama sekolah ini dengan istilah "grade".

Higher Education: Sesudah menyelesaikan high school (twelfth grade), mereka dapat melanjutkan studinya ke college atau university. Pendidikan di college atau university ini dikenal sebagai pendidikan tinggi ("higher education"). Kita harus tahu jenjang pendidikan di negara kita yang setingkat dengan twelfth grade di AS. Kita juga harus memastikan apakah perlu menempuh 1-2 tahun persiapan sebelum dapat mendaftar ke sekolah di AS. Di beberapa negara, pemerintah dan swasta kadang-kadang tidak mengakui gelar yang kita dapat di AS jika kita masuk ke salah satu college sebelum lulus SLTA.
Pendidikan di college atau university yang memberikan gelar Bachelor dikenal sebagai pendidikan "undergraduate". Pendidikan lanjutannya disebut pendidikan "graduate" atau "post-graduate". Pendidikan lanjutan atau pendidikan graduate meliputi hukum, medical, MBA, dan Ph.D. (doktor).

G. Kurikulum dan Metodologi Pengajaran

Kebiasaan otonomi yang sudah lama dan kuat serta keadaan masyarakat  sangat mempengaruhi bentuk kurikulum serta cara mengajar di Amerika Serikat. Disini tidak ada  kurikulum nasional yang resmi.
Bagian pendidikan negara bagian menggariskan kurikulum dengan tingkat variasi yang cukup besardan memberi peluang pada daerah setempat. Pada awalnya sekolah amerika sangat dipengaruhi oleh agama dan fokus pada keterampilan tulis baca. Semenjak abad ke 19 perhatian terhadap masalah sosial semakin menonjol.

Pada akhir abad ke 19 muncul tuntutan untuk mengubah kurikulum dan metode mengajar dengan mengarahkan perhatian pada kebutuhan muris yang berbeda, serta perhatian terhadap kebutuhan individu. Dengan demikian siswa memiliki peluang yang besar untuk menentukan pilihan. Pertambahan jumlah populasi sekolah yang sangat cepat dan kemajuan iptek menjadi dorongan untuk inovasi-inovasi baru terutama metode pengajaran. Di daerah perkotaan persoalan sosial telah mendorong munculnya mata pelajaran baru yaitu studi etnis, pendidikan lingkungan, pendidikan seks, pendidikan narkoba dan sebagainya. Namun, awal 1980-an ada kecendrungan untuk kembali pada yang lama serta kebutuhan baru atas pendidikan akhir.

Sistem pendidikan di Amerika mempunyai sifat yang khas yang berbeda dari sistem pendidikan di  negara-negara lain. Hal ini terutama karena sistem pemerintahannya yang mendelegasikan kebanyakan wewenang kepada negara bagian dan pemerintahan lokal (distrik atau kota). Amerika tidak memiliki sistem pendidikan nasional yang ada adalah sistem pendidikan dalam artian terbatas pada masing-masing negara bagian. Hal ini berdasarkan padafilosofi bahwa pemerintah (federal/pusat) harus dibatasi perannya, terutama dalam pengendalian kebanyakan fungsi-fungsi publik seperti sekolah, pelayanan sosial dan lain-lain. Karena itu di Amerika dalam pendidikan dasar dan menengah tidak ada kurikulum nasional bahkan tidak ada kurikulum negara bagian. Apa yang ada hanyalah semacam standar-standar kompetensi lulusan yang ditetapkan pemerintahan negara bagian ataupun pemerintahan lokal. Walaupun begitu pemerintah federal (pusat) diberi wewenang terbatas untuk mengintervensi dalam masalah pendidikan bila terkait dengan empat hal yaitu :
1) Memajukan demokrasi
2) Menjamin kesamaan dalam peluang pendidikan
3) Meningkatkan produktivitasnasional
4) Memperkuat pertahanan/ ketahanan nasional.

Bentuk intervensi pemerintahan pusat tidak dalam bentuk penentuan materi ajar tetapi dalam bentuk usulan-usulan maupun program pendanaan dengan tujuan-tujuan tertentu.

H. Politik Pendidikan Indonesia

Politik pendidikan di Indonesia agaknya mengalami pergeseran dari sentralistik (terpusat) ke desentralisasi. Amal mula intervensi negara terhadap  sector  pendidikan  ini sangat  besar,  sangat  kental,  dan sangat vulgar.   Keadaan   mencapai   puncaknya   saat   kementerian   pendidikan dipegang oleh Daoed Joesop. Saat itu tidak ada satupun kebebasan dalam sekolah dan kampus. Bahkan berbeda pendapat pun tidak dimungkinkan. Sekolah dan kampus tak ubahnya kelas besar untuk indokrinasi  ideology pemerintah (bukan ideology negara) yang tidak menginginkan adanya kritik terbuka.   Kurikulum   didisain   sedemikian   rupa   sehingga   mata-mata pelajaran   yang   sifatnya   politis   menjadi   sangat   dipentingkan.   Mata pelajaran Pancasila, Sejarah, Kewiraan, dan bahkan agama didisain untuk mengentalkan intervensi negara kepada otak, pikiran dan sikap warga negaranya.

Visi Pendidikan Nasional. Visi pendidikan nasional adalah terwujudnya masyarakat Indonesia yang damai, demokratis, berakhlak, berkeahlian, berdaya saing, maju dan sejahtera dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang didukung oleh manusia Indonesia yang sehat, mandiri, beriman, bertaqwa, berakhlak mulia, cinta tanah air, berdasarkan hukum dan lingkungan, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, memiliki etos kerja yang tinggi serta berdisiplin.

Misi  Pendidikan   Nasional.   Untuk   mewujudkan   visi  pendidikan nasional, pemuda, dan olahraga ditetapkan misi yang menjadi sasaran pembangunan  pendidikan  nasional, pemuda, dan olahraga, yaitu sebagai berikut: (1). Mewujudkan sistem dan iklim pendidikan nasional yang demokratis  dan  berkualitas  guna  mewujudkan  bangsa  yang  berakhlak mulia, kreatif, inovatif, berwawasan kebangsaan, cerdas, sehat, disiplin, bertanggungjawab, terampil, serta menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi; (2). Mewujudkan kehidupan sosial budaya yang berkepribadian, dinamis,  kretaif,  dan berdaya  tahan terhadap  pengaruh  globalisasi;  (3). Meningkatkan  pengamalan  ajaran  agama  dalam  kehidupan  sehari-hari untuk mewujudkan kualitas keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa dalam kehidupan, dan mantapnya persaudaraan antarumat beragama yang berakhlak mulia, toleran, rukun, dan damai; (4). Meningkatkan  kualitas  sumber  daya  manusia  yang  produktif,  mandiri, maju,  berdaya  saing,  berwawasan  lingkungan  dan  berkelanjutan  dalam rangka   memberdayakan   masyarakat   dan   seluruh   kekuatan   ekonomi nasional terutama pengusaha kecil, menengah, dan koperasi.

I. Arah Kebijkan Pendidikan Indonesia

Kebijakan  pembangunan  pendidikan  di Indonesia  diarahkan  untuk mencapai hal-hal sebagai berikut: (1). Mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan yang bermutu tinggi bagi seluruh rakyat Indonesia menuju terciptanya manusia Indonesia berkualitas tinggi dengan peningkatan anggaran pendidikan secara berarti; (2). Meningkatkan  kemampuan  akademik dan profesional  serta meningkatkan jaminan  kesejahteraan  tenaga  kependidikan  sehingga  tenaga  pendidik mampu berfungsi secara optimal terutama dalam peningkatan pendidikan watak dan budi pekerti agar dapat mengembalikan  wibawa lembaga dan tenaga kependidikan;

(3). Melakukan pembaharuan sistem pendidikan termasuk pembaharuan kurikulum, berupa diversifikasi kurikulum untuk melayani keberagaman peserta didik, penyusunan kurikulum yang berlaku nasional dan lokal sesuai dengan kepentingan setempat, serta diversifikasi jenis pendidikan secara professional;  (4). Memberdayakan  lembaga pendidikan baik sekolah maupun luar sekolah sebagai pusat pembudayaan nilai, sikap, dan kemampuan, serta meningkatkan partisipasi keluarga dan masyarakat yang didukung oleh sarana dan prasarana memadai; (5). Melakukan pembaharuan dan pemantapan sistem pendidikan nasional berdasarkan prinsip  desentralisasi,  otonomi  keilmuan  dan  manajemen;  (6). Meningkatkan kualitas lembaga pendidikan yang diselenggarakan baik oleh masyarakat  maupun  pemerintah  untuk  memantapkan  sistem  pendidikan yang efektif dan efisien dalam menghadapi  perkembangan  ilmu pengetahuan,  teknologi,  dan seni;  (7). Mengembangkan  kualitas  sumber daya  manusia  sedini  mungkin  secara  terarah,  terpadu  dan  menyeluruh melalui berbagai upaya proaktif dan reaktif oleh seluruh komponen bangsa agar generasi muda dapat berkembang secara optimal disertai dengan hak dukungan dan lindungan sesuai dengan potensinya; (8). Meningkatkan penguasaan,   pengembangan   dan  pemanfaatan   ilmu  pengetahuan   dan teknologi, termasuk teknologi bangsa sendiri dalam dunia usaha, terutama usaha kecil, menengah, dan koperasi guna meningkatkan daya saing produk yang berbasis sumber daya lokal.

J. Program Pembangunan Pendidikan Indonesia

a.  Program Pendidikan Dasar dan Prasekolah
Program pembinaan pendidikan dasar dan prasekolah bertujuan untuk (1) memperluas jangkauan dan daya tampung SD dan Madrasah Ibtidaiyah (MI), SLTP dan Madrasah Tsanawiyah (MTs), dan lembaga pendidikan prasekolah sehingga menjangkau anak-anak dari seluruh masyarakat; dan (2) meningkatkan kesamaan kesempatan untuk memperoleh   pendidikan   bagi   kelompok   yang   kurang   beruntung, termasuk  mereka  yang  tinggal  di  daerah  terpencil  dan  perkotaan kumuh, daerah bermasalah, masyarakat miskin, dan anak yang berkelainan;  (3) meningkatkan  kualitas  pendidikan  dasar  dan prasekolah  dengan  kualitas  yang memadai;  dan (4) terselenggaranya manajemen pendidikan dasar dan prasekolah berbasis pada sekolah dan masyarakat (school/community based management).

b.  Program Pendidikan Menengah
Program   pembinaan   pendidikan   menengah   yang   mencakup Sekolah Menengah Umum (SMU), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dan Madrasah Aliyah (MA) ditujukan untuk (1) memperluas  jangkauan dan daya tampung SMU, SMK, dan MA bagi seluruh masyarakat; dan (2) meningkatkan  kesamaan  kesempatan  untuk  memperoleh  pendidikan.

c.  Program Pendidikan Tinggi
Program   pembangunan   nasional   pendidikan   tinggi   bertujuan untuk  melakukan  penataan  sistem  pendidikan  tinggi;  meningkatkan  kualitas  dan  relevansi  pendidikan  tinggi  dengan  dunia kerja; dan meningkatkan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan  tinggi,

d.  Program Pembinaan Pendidikan Luar Sekolah
Program pembinaan pendidikan luar sekolah (PLS) ini bertujuan untuk  menyediakan  pelayanan  kepada  masyarakat  yang  tidak  atau belum  sempat  memperoleh  pendidikan  formal  untuk  mengembangkan diri, sikap, pengetahuan dan keterampilan, potensi pribadi, dan dapat mengembangkan usaha produktif guna meningkatkan kesejahteraan hidupnya.

K. Manajemen Pendidikan Di Indonesia

Administrasi dan menejemen (birokrasi) pendidikan di Indonesia tidak berbeda  dengan administrasi  dan manajemen  sektor-sektor  lain yang berbentuk departemen. Secara nasional permasalahan sektor pendidikan ditangani oleh sebuah badan berbentuk departemen, yang beberapa  kali  mengalami  perubahan  nama  dan  perubahan  terakhir diberi   nama   DEPARTEMEN   PENDIDIKAN   NASIONAL.   Departemen   ini dipimpin oleh seorang menteri yang ditunjuk langsung oleh presiden.

L. Pendanaan Pendidikan di Indonesia

Jika dibandingkan dengan di AS, sumber pendanaan pendidikan di Indonesia  berasal  dari beberapa  sumber  anggaran.  Yaitu  berasal  dari APBN,  APBD  Propinsi,  dan  APBD  Kabupaten/Kota.  Sumber  pendanaan dari  APBN  umunya  dialokasikan  untuk  seluruh  kegiatan  pendidikan, mulai dari tingkat dasar, menengah,  hingga perguruan tinggi. Sumber dari  APBN  ini  juga  diperuntukkan  bagi  penyelenggaraan  pendidikan secara nasional.

Sedangkan  sumber pendanaan  yang berasal dari APBN Propinsi, umumnya sebagian besar diperuntukkan  bagi pendidikan tingkat dasar dan   menengah.   Hanya   sebagian   kecil   yang   dialokasikan   untuk mendukung  kegiatan  di  tingkat  pendidikan  tinggi.  Sumber  dana  dari APBD propinsi ini dialokasikan untuk penuyelenggaraan pendidikan yang ada diwilayah propinsi tersebut. Adapun sumber pendanaan dari APBD Kabupaten/Kota  seluruhnya  untuk  mendukung  penyelenggaraan pendidikan di wilayah tersebut. Hal ini sesuai dengan semangat desentralisasi.

Sejak   diberlakukannya    kebijakan   desentralisasi    pendidikan, alokasi anggaran pendidikan, baik di APBN maupun APBD Propinsi dan Kab/Kota,   mengalami   peningkatan   yang   cukup   berarti.   Hal   ini dikarenakan menurut amanat UU, anggaran pendidikan harus terus diupayakan dinaikkan hingga mencapai sedikitnya angka 20% dari total anggaran pengeluaran APBN atau APBD.

TABEL PERBANDINGAN KEBIJAKAN PENDIDIKAN 
DI AMERIKA DAN INDONESIA

PILIHAN
AMERIKA SERIKAT
INDONESIA
1.      Scope
Negara tidak memonopoli
penyelenggaraan sekolah.
sama
Sekolah Swasta justru lebih
banyak drpd sekolah negeri.
sama
Anggaran pemerintah pusat
lebih banyak diberikan ke
sekolah2 negeri.
sama
- Dukungan dari anggaran negara
bagian bervariasi. Bahkan ada
negara bagian yang sama sekali
tidak memberi dukungan
anggaran ke sekolah2 swasta
Dukungan dari anggaran
Pemprov/Pemkab/Pemkot
untuk wilayah masing2.

Ada program khusus: Bantuan
Operasional Sekolah (BOS),
sumber anggarannya sebagian
dari pusat, prov, kab/kot.
2.      Instruments
Desentralisasi. Memberi
kewenangan dan otonomi yg
luas kpd pemerintah Distrik,
dg dukungan pemerintah
Negara Bagian.
Desentralisasi. Memberi
kewenangan dan otonomi yg
luas kpd pemkab/pemkot,
dengan dukungan pemprov.
Konsekuensinya banyak variasi
keputusan yg berbeda.
Sama
Agar variasi itu positif dan
tetap konstruktif, pemerintah
pusat membentuk badan2 yang
mengkoordinasikan sektor
pendidikan.
Sama
Di tingkat nasional ada Dept
Pendidikan Federal, di tingkat
regional dan lokal ada Board
of Education (semacam Dinas
Pendidikan).
Di tingkat nasional ada
DEPDIKNAS, di tingkat regional
dan lokal ada Dinas Pendidikan
Prov, dan Dinas Pendidikan
Kab/Kota.
3.      Distribution
Negara/pemerintah pusat menaruh perhatian kepada
tingginya apresiasi masyarakat
memasukkan anak2nya ke
Sekolah Dasar dan Menengah.
Sama
Menciptakan semakin
berkualitasnya mahasiswa
yang masuk ke perguruan
tinggi.
Sama (ada seleksi dalam
recruitment mahasiswa)
Perguruan Tinggi diharapkan
bisa melahirkan tenaga-tenaga
yang berkualitas dan mampu
bersaing secara universal.
Sama
Kebijakan pendidikan multy
misi: Politik, social, ekonomi,
budaya, dan kemartabatan
bangsa (daya saing bangsa).
Sama
4.      Reistraints and
Innovation
Dengan mendesentralisasikan
kebijakan pendidikan, banyak
permasalahan yang dapat
dipecahkan lebih cepat dan
lebih detail dg hasil yang
sesuai dengan semangat
desentralisasi dan otonomi
daerah.
Sama
Keterlibatan public diberi
akses sangat besar dalam
turut serta mendisain,
memonitor dan mengevaluasi
hasil-hasil implementasi
kebijakan pendidikan
Sama. Bahkan dengan
kebijakan desentralisasi
pendidikan, akses public dan
keterlibatan public cukup
diberi peluang lebar, yaitu
dengan diadakannya
kelembagaan semacam Dewan
Pendidikan dan Komite
Sekolah

BAB III
PENUTUP

I. KESIMPULAN

- Amerika Serikat mengembangkan  visi dan missi  pendidikan  gratis  bagi  anak  usia  sekolah  untuk  masa  12  tahun pendidikan   awal,   dan   biaya   pendidikan   relative   murah   untuk   tingkat pendidikan tinggi.
- Orang Amerika menempuh 12 tahun pendidikan di primary dan secondary school. Dengan ijasah dari secondary school (high school), mereka dapat melanjutkan studinya ke college, university, vocational (job training) school, secretarial school, dan professional school lainnya.
- Jika dibandingkan dengan di AS, sumber pendanaan pendidikan di Indonesia  berasal  dari beberapa  sumber  anggaran.  Yaitu  berasal  dari APBN,  APBD  Propinsi,  dan  APBD  Kabupaten/Kota.
- Indonesia dan Amerika, Anggaran pemerintah pusat lebih banyak diberikan ke sekolah-sekolah negeri.

II. SARAN

Demikianlah makalah ini diselesaikan, semoga dapat memberi manfaat yang lebih kepada pembaca. Kelebihan dan kesempurnaan adalah hanyalah Milik Tuhan semata. Jika ada kekurangan dan kesalahan itu dikarenakan kekhilafan penyusun makalah ini. Untuk itu kiranya memberikan saran dan kritikan yang membangun. Wassalam...